Monday, November 1, 2010

Berat Untuk Berpisah :')

berawal dari bocah “ingusan”  yang tak mengerti apa apa tentang teman, sahabat, dan keluarga ( komunitas kelas )
ya, itulah kita ..
awalnya memang tak terlalu berkesan
kami hanya murid kelas tujuh yang belum mengerti 
apa arti sahabat yang sesungguhnya
tak ada canda, tak ada  tawa
tak ada kompak, tak ada kesatuan
tak ada peduli, tak ada tolong menolong
itulah kami, kami sang SEVERZ ..
beranjak dari SEVERZ, usia kami sudah setahun ..
saatnya ciptakan kesatuan baru
sampai pada nama WOLF, yang penghuninya bernama WOLFERS 
pada tahun ini
parlahan lahan kekompakan, kesatuan
perlahan lahan peduli, tolong menolong
perlahan lahan canda, tawa
mulai kami bentuk ..
yang ternyata SANGAT LUAR BIASA :’)
kami mulai merasakannya
kami mulai merasakannya
merasakannya, merasakannya
hmm .. sedikit tentang nama “WOLF”
awalnya hanya celotehan dari mulut kami  ..
tapi seiring berjalannya waktu
kami mulai mengerti
maksud dari “WOLF”
kami yang bisa hadapi semuanya dengan penuh semangat
kami yang selalu bersama saat rintangan menghadang
kami yang “mengaum” untuk menunjukkan  pada semua
bahwa “inilah kami” :’)
dan tak terasa telah tiba waktunya
untuk melepas ‘almamater’ wolf
terasa berat mungkin tapi kami yakin
melepas tak berarti kehilangan 
melepas tak berarti harus melepasnya
melepasnya untuk membuat kami menjadi sosok yang lebih maju
melepasnya untuk membuat kami menjadi sosok yang 
selangkah untuk maju :’)
kawan ..
tahun ini, saatnya kita berjuang bersama
tahun ini, kita akan berpisah
tahun ini, kebersamaan kita untuk yang terakhir
tapi aku yakin,
jauh di lubuk hati kalian
meski secuek apapun kalian
meski se’bringas’ apapun kalian
aku yakin
sebenarnya kalian memiliki perasaan yang sama
berat untuk berpisah :’)
With Love,
Nadia :”)

aku tertegun. 
jawaban itu barangkali hanya untuk membungkamkan mulutku. 
namun aku berusaha merekam detik itu sebaik-baiknya. 
apa yang ia katakan, bagaimana ia menatap, bagaimana rongga dadaku menghangat, dan betapa indah dunia ini ia buat. 
aku merekam detik itu dan menggenggamnya erat-erat.


mendadak,
aku ingin menangis .