tadinya aku pesimis.
pesimiiis banget klo ngga bakal bisa.
sampe akhirnya, kepisah.
akhirnya, gampang kan?sampe ngga ada yang tersisa :)
Saturday, August 25, 2012
Wednesday, August 22, 2012
jangan dibaca!ini lebay!
haloo aku mau ceritaa. aku ngga tau ini termasuk cerita thrill ato emang cuman prasaanku aja jadi brasanya nyeremin. sebelumnya, biar readers nyambung sama ceritaku, aku kasi tau dulu..
emm, aku klo tidur (masih) sama mama dan adekku, tentunya.. sekamar *embarassed*
nah. tau sendiri kaaan aku orangnya gampang mules-_-
sedangkan sifat ke-mules-an ku itu berlawanan sama mama dan adekku yang suka pake banget, sama yang namanya tidur pake AC. jadilah, aku ngungsi ke ruang keluarga.
ceritanya dimulai dari sini.
karena suhu kamar rendah dan dinginnya ngga kompromi sama ke-mules-an ku, di tengah-tengah tidur aku pindah ke ruang keluarga.
ini udah berjalan beberpa minggu belakangan ini sih. jadi klo waktunya tidur, aku langsung ngambil bantal guling sama selimut, trus tiduran di ruang keluarga sambil nonton tv.
nah, pas momen-momen lebaran ini.. aku sering sampe di rumah udah larut. udah tengah malem, yaa ngga sering sih cuman dua kali aja. *ea
jadi begitu masuk rumah, ngeliat bantal ituu rasanya directly aku klepek-klepek gitu deeh.
klepek-klepek nya ya jelas di kamar.
hari pertama bobo di kamar, hmm dagdigdug sih aku mau ceritanyaa. aku mimpi..
emm, aku klo tidur (masih) sama mama dan adekku, tentunya.. sekamar *embarassed*
nah. tau sendiri kaaan aku orangnya gampang mules-_-
sedangkan sifat ke-mules-an ku itu berlawanan sama mama dan adekku yang suka pake banget, sama yang namanya tidur pake AC. jadilah, aku ngungsi ke ruang keluarga.
ceritanya dimulai dari sini.
karena suhu kamar rendah dan dinginnya ngga kompromi sama ke-mules-an ku, di tengah-tengah tidur aku pindah ke ruang keluarga.
ini udah berjalan beberpa minggu belakangan ini sih. jadi klo waktunya tidur, aku langsung ngambil bantal guling sama selimut, trus tiduran di ruang keluarga sambil nonton tv.
nah, pas momen-momen lebaran ini.. aku sering sampe di rumah udah larut. udah tengah malem, yaa ngga sering sih cuman dua kali aja. *ea
jadi begitu masuk rumah, ngeliat bantal ituu rasanya directly aku klepek-klepek gitu deeh.
klepek-klepek nya ya jelas di kamar.
hari pertama bobo di kamar, hmm dagdigdug sih aku mau ceritanyaa. aku mimpi..
No Sense - Memori.
Ketika aku sadar, hidup telah melangkah jauh lebih maju dari yang aku harapkan. Banyak hal tidak lagi berada dalam genggaman. Yang bisa aku lakukan setelah itu hanyalah menyesali apa yang telah terlewat, dan apa yang segera terlepas.
No Sense - Memori.
Cinta itu egois, sayangku.
Dia tak akan mau berbagi.
Dan seringnya, cinta bisa berubah jadi sesuatu yang jahat. Menyuruhmu berdusta, berkhianat, melepas hal terbaik dalam hidupmu. Kau tidak tahu, sebesar apa taruhan yang sedang kau pasang atas nama cinta. Kau tidak tahu kebahagiaan siapa saja yang sedang berada di ujung tanduk saat ini.
Kau buta dan tuli karena cinta. Kau pikir kau bisa dibuatnya bahagia selamanya. Harusnya kau ingat, tak pernah ada yang abadi di dunia. Cinta juga tidak. Sebelum kau berhasil mencegah, semua yang kau miliki terlepas dari genggaman.
Kau pun terpuruk sendiri, menangisi cinta yang akhirnya memutuskan pergi.
Dia tak akan mau berbagi.
Dan seringnya, cinta bisa berubah jadi sesuatu yang jahat. Menyuruhmu berdusta, berkhianat, melepas hal terbaik dalam hidupmu. Kau tidak tahu, sebesar apa taruhan yang sedang kau pasang atas nama cinta. Kau tidak tahu kebahagiaan siapa saja yang sedang berada di ujung tanduk saat ini.
Kau buta dan tuli karena cinta. Kau pikir kau bisa dibuatnya bahagia selamanya. Harusnya kau ingat, tak pernah ada yang abadi di dunia. Cinta juga tidak. Sebelum kau berhasil mencegah, semua yang kau miliki terlepas dari genggaman.
Kau pun terpuruk sendiri, menangisi cinta yang akhirnya memutuskan pergi.
Thursday, August 16, 2012
Sunday, August 12, 2012
risks?
Desiring another person is perhaps the most risky endeavor of all. As
soon as you want somebody—really want him—it is as though you have taken
a surgical needle and sutured your happiness to the skin of that
person, so that any separation will now cause a lacerating injury
spoke as well.
I have a history of making decisions very quickly about men. I have
always fallen in love fast and without measuring risks. I have a
tendency not only to see the best in everyone, but to assume that
everyone is emotionally capable of reaching his highest potential. I
have fallen in love more times than I care to count with the highest
potential of a man, rather than with the man himself, and I have hung on
to the relationship for a long time (sometimes far too long) waiting
for the man to ascend to his own greatness. Many times in romance I
have been a victim of my own optimism.
wiser to surrender.
In the end, though, maybe we must all give up trying to pay back the people in this world who sustain our lives. In the end, maybe it's wiser to surrender.
Subscribe to:
Posts (Atom)